Minggu, 30 November 2008

WARTEG : The Real Fast Food


Pernah makan di Warteg ???
Bagi yang pernah kost / kerja di perantauan tentu sering makan di warung yang legendaris ini. Legendaris karena warteg telah terkenal di seantero Indonesia, mungkin hanya warung masakan Padang yang mampu menyainginya dalam tingkat persebarannya yang hamper merata di tiap kota besar.

Warteg adalah versi sederhana dari nasi padang. Kesan yang tampak dari sebuah warteg adalah kesederhanaan, kebersahajaan, tetapi bersih. Agak berbeda dengan nasi Padang yang sedikit lebih bercitra kelas menengah, lebih agak elit. Warteg benar-benar sederhana , baik dalam penataan makanan, bentuk warungnya, juga penataan kursi di dalam warung.

Warteg biasanya ada di kota besar, semacam Jakarta, Semarang, Jogja , jarang ada di kota kecil. Mungkin karena kota besar adalah tujuan kaum urban dari desa, pasar sebagian pelanggan warteg. Warteg biasanya di cat biru, itu yang sebagaian besar aku lihat.

Biasanya ukuran warungnya tidak terlalu besar. Penataan kursi pembeli juga khas, yaitu berbentuk bangku panjang yang dijejerkan mengelilingi tempat makanan dalam meja kaca.Khas banget..jadi seolah-olah kita makan dan dihadapan kita terletak berbagai ragam makanan yang di sediakan oleh penjual.

Yang unik lagi adalah jumlah ragam makanan yang disediakan oleh warteg, sangat banyak jumlah menunya, mungkin bisa masuk rekor MURI. Aku pernah iseng menghitung dan ada 40 jenis sayur dan lauk yang ada di warteg. Bayangkan….40 jenis sayur dan lauk dalam warung yang tidak besar..standar warteg yang memang pasti tidak besar seperti restoran….

Benar-benar luar biasa….

Dan Profesional. Setiap sayuran, dan lauk di hitung masing-masing. Jadi kita makan dengan 1 jenis sayur atau 4 jenis sayur maka harganya akan berbeda karena dihitung berapa sayur yang kita makan. Sangat professional…Pilihan sayurnya banyak sehingga aku gak pernah bosan makan di warteg….. 40 jenis sayur yang berbeda…

Berikut ini daftar sayur yang aku ingat di Warteg :
Sayur Kentang
Sayur Kering tempe
Sayur Tahu
Sayur Kacang
Sayur Lodeh
Sayur Sawi
Sayur Gori / Nangka
Sayur Terong
Sayur Bayam
Sayur Kangkung
Sayur Oblok – Oblok
Gudangan / Kecambah
Sayur Tahu Utuh
Sayur Usus Cacah
Kikil
Telor Balado
Ikan Balado
Telor Dadar
Telor Mata Sapi
Ikan kembung Goreng
Lele Goreng
Bandeng Goreng
Ayam Goreng
Bandeng Goreng
Rempelo Ati

Dan mengapa aku sebut Warteg adalah The Real Fast Food..Karena kita tingal main tunjuk maka nasi plus yang kita tunjuk sudah langsung di hidangkan dihadapan kita. Kita tidak perlu antri dan menunggu lama. Kalau kita makan di KFC /McDonald yang menyebut dirinya fast food…sebenarnya malah bukan fastfood karena kita masih agak lama menunggunya, minimal 15 menit baru hidangan datang.dan jenis makanannya juga tidak sefariatif di warteg, jadi seharusnya yang berhak menyandang sebutan real fast food adalah warteg.


Hidup Warteg………….

Enid Blyton serie PETUALANGAN




Enid Blyton juga menulis beberapa buku seri yang lain selain Lima Sekawan. Yang aku sertakan covernya di atas adalah buku serie petualangan.Ada lagi serie yang di Indonesia di beri judul Sapta Siaga, Pasukan Mau Tahu, terus ada lagi yang serie tentang anak perempuan di asrama sekolahnya, aku sudah lupa judulnya..

Ada beberapa Judul Petualangan yang masih aku ingat :
1. Petualangan di Lembah Maut.
2. Petualangan di Sirkus Asing.


hehehe...aku hanya ingat 2 judul itu, soalnya yang pertama kali yang aku baca..yang lain dah gak ingat judulnya,......

Seri Petualangan ini sangat menarik, tetapi polanya agak berbeda dengan Lima Sekawan. Kalau Lima Sekawan biasanya settingnya berkemah dan membawa perbekalan, kalau seri petualangan mereka biasanya berlibur/ dalam perjalanan berlibur tetapi tersesat di sebuah lembah yang terpencil, atau di pulau terpencil. Atau di sebuah negara asing secara tidak sengaja. Entah karena salah naik pesawat, atau ikut di sebuah mobil yang secara ajaib mereka salah memasukinya dan mobil tersebut menuju sebuah negara asing. Atau mereka terjebak di sebuah situasi, ikut menjadi korban penculikan terhadap anak yang ternyata adalah seorang pewaris tahta sebuah negara asing.

Tokoh seri Petualangan adalah Philip, Dick, Daniah, dan Lucy Anne serta seekor burung kakaktua bernama Kiki. Mereka saudara sepupu. Lucy Anne adalah adik Philip, Daniah adiknya Dick.Mereka tinggal bersama di rumah Dick karena Philip dan Lucy Anne adalah seorang yatim piatu.

Cerita berjudul Petualngan di Lembah Maut yang menurutku paling menarik dari keseluruhan judul, kalau tidak salah ada 6 judul. Cerita ini bermula dari mereka ber empat hendak berlibur, tetapi salah naik pesawat. Ternyata pesawat yang mereka tumpangi adalah pesawat penjahat.

Pesawat itu terbang ke sebuah lembah di pegunungan, anak-anak bersembunyi di kabin belakang pewawat dan para penjahat tidak sadar kalau ada penumpang gelap anak-anak di belakang. Sangat menegangkan. Pesawat mendarat di lembah yang terpencil, jauh terisolir di dalam lembah dikelilingi gunung-gunung tinggi…bayangkan….sangat menarik dan menegangkan……..









Rabu, 26 November 2008

Lima Sekawan Enid Blyton : Sebuah Kenangan Masa Kecil


Anda mungkin masih ingat dengan buku yang gambar sampulnya terpampang di atas. Sebuah buku petualangan anak-anak karya penulis anak-anak dari Inggris yang terkenal yaitu Enid Blyton. Buku ini ditulis sekitar tahun 1945-1950 ketika Inggris baru saja selesai dari horor Perang Dunia II. Buku ini menceritakan petualangan fiksi dari 4 orang anak-anak dan seekor anjingnya.
Nama tokoh dalam seri cerita Lima Sekawan adalah, George, Julian, Dick, Anne dan anjingnya yaitu Timmy.George adalah tokoh utama dalam cerita, seorang anak gadis yang tomboi dengan rambut pendek dan keberanian, sedangkan Julian adalah anak yanh paling tua dan paling bijaksana, Dick adalah adik Julian yang tidak sabaran, sedangkan Anne adalah anak yang paling kecil,paling lembut, paling cantik, dan paling cengeng .George adalah anak tunggal, dan ketiga tokoh yang lain adalah kakak adik. George adalah sepupu dari ketiganya, Julian, Dick dan Anne.Tidak bisa dipisahkan juga adalah Timmy, anjing kepunyaaan George yang merupakan anjing yang pintar dan pemberani.
Aku mengenal buku ini dan membacanya pertama kali ketika aku masuk SMP. Buku ini ada di di dalam koleksi Perpustaakan sekolahku di SMP Negeri I Muntilan, Magelang. Aku langsung tertarik begitu membaca salah satu serinya, kalau tidak salah seri pertama yang aku baca adalah seri Sirkus Misterius.Seterusnya aku membaca keseluruhan serinya, berjumlah 21 judul , aku sudah agak lupa keseluruhan judulnya , tapi beberapa yang akumasih ingat akan aku tuliskan :
JUDUL LIMA SEKAWAN :
1. Sirkus Mieterius
2. Minggat
3. Memburu Kereta Api Hantu
4. Pulau Harta
5. Rahasia Harta Karun
6. J0 anak Gelandangan
7. Rahasia di Pulau Kirrin
8. Lima Sekawan Berkelana
9. Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup
10. Karang Setan
11. Melacak jejak rahasia
12. Menyamarkan Teman
13. Rawa Rahasia
14. Dalam Lorong Penculik
Cerita Lima sekawan dimulai dari sebuah liburan musim panas. Ke 4 anak tersebut dan anjingnya pergi berlibur, dan biasanya bentuk liburannya adalah berkemah. Sebuah liburan yang mengasyikkan, 4 orang anak yang berkemah di sebuah pulau, atau lahan pertanian yang jauh dari tempat tinggalnya. Aku membacanya sambil berimajinasi tentang bentuk perkemahan mereka dan suasana perkemahan mereka yang menyenangkan. Setelah beberapa hari berkemah, biasanya akan muncul sesuatu yang misterius yang harus mereka pecahkan.
Saat itu, ketika usia belasan, aku benar-benar sampai terbius dengan ceritanya. Yang membuat terbius adalah ketegangan ketika mereka berlima di kejar-kejar penjahat, juga cerita yang menarik, karena biarpun berpetualang tidak pernah lupa membawa makanan yang berlimpah. Petualangan tetapi juga penuh makanan. Aku masih ingat sampai sekarang, lemon jahe, keju, roti dan perbekalan lain yang berlimpah selama mereka berkemah.
Saat yang paling ditunggu adalah ketika mereka di ceritakan makan dengan nikmat perbekalan mereka. Ketika sekarang aku membaca Lima Sekawan, aku pernah coba bernostalgia dengan meminjam Lima Sekawan di PerPusDa, aku jadi tertawa geli sendiri. Dahulu ceritanya sangat menarik, sampai aku gak sabar untuk langsung membacanya sampai selasai, kadang sampai lupa makan saking semangatnya. Pulang sekolah langsung membaca Lima Sekawan. Ketegangan saat membaca Lima Sekawan sekarang tidak aku rasakan kembali, mungkin usiaku sudah dewasa, sudah geli membayangkan petualangan mereka.
Tetapi Lima Sekawan adalah benar-benar buku cerita yang menarik. Buku cerita yang membangkitkan imajinasi dan mampu menumbuhkan minat baca. Aku benar-benar beruntung ketika remaja dahulu sempat menikmati ketegangan petualangan mereka.
Buku yang Luar biasa bagi anak-anak....


Selasa, 25 November 2008

BUKU : Pasang Naik Kulit Berwarna


Buku lama yang terpampang gambarnya di atas adalah salah satu buku bagus yang aku temukan di kios buku bekas di Pasar Johar. Aku membelinya dengan harga Rp.20.000.Buku ini adalah karangan L Stoddart seorang sejarawan Inggris,cetakan tahun 1955. Yang unik adalah, sesudah kata pengantar buku terdapat pengantar kedua yang ditulis oleh Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia , yang berisi pujian terhadap isi buku ini yang demikian bermanfaat untuk pemuda Indonesia untuk memupuk Nasionalismenya.
Buku ini ditulis oleh seorang sejarawan kulit putih,dari sudut pandang seorang kulit putih terhadap berbagai gerakan Nasionalisme yang sedang menggejala saat buku ini di tulis. Buku ini di tulis sekitar tahun 1925 an, ketika Eropa kulit putih baru saja didera Perang Dunia Pertama.
Saat itu Eropa menyaksikan hegemoni dunia yang selama sekian abad,sekitar 2 abad, digenggamnya mulai luntur.Berbagai gerakan yang sifatnya Nasionalistik mulai muncul di tanah jajahan mereka, mulai dari tanah jajahan di benua Asia, Afrika, Timur Tengah dan di seluruh penjuru dunia yang masih tersisa yang masih dikuasai penjajahan kulit putih.
L. Stoddart adalah seorang rasist kulit putih yang militan. Dia tidak rela keunggulan kulit putih dalam hal pengusaan dunia terhapuskan. Dia tidak rela bangsa yang selama ini tunduk di bawah sepatu tuan-tuan kulit putih, yang secara tendensius disebut sebagai bangsa kulit berwarna oleh L Stodart bangkit kesadarannya. Bangkit kesadarannya untuk membebaskan negerinya dari cengkeraman kekuasaan kulit putih.
Buku ini dimulai dari pembahasan tentang keadaan geografis bumi, dan bangsa-bangsa serta ras apa saja yang menghuni bumi ini. Menurut L. Stodart, manusia di bagi menjadi lima ras besar, yaitu : Kulit Putih, Kulit Hitam, Kulit Coklat, Kulit Kunging dan Kulit Merah. Kulit Putih adalah bangsa yang tinggal di Eropa.Kulit Hitam adalah bangsa yang kebanyakan tinggal di Afrika. Kulit Coklat adalah bangsa yang tinggal di Timur Tengah, Iran dan sekitarnya serta Asia Tenggar. Kulit Kuning adalah bangsa yang tinggal di Asia daratan , seperti China/Tiongkok, Jepang, Korea dan sekelilingnya. Sedangkan Kulit Merah adalah bangsa asli penghuni dari benua Amerika yang secara keliru oleh orang Eropa di sebut sebagai bangsa Indian.
Bangsa Eropa alah bangsa yang menurut L Stodart adalah bangsa yang mempunyai keunggulan dan mempunyai tugas suci untuk membawa segala bangsa yang lain berada dalam pengaruh kekuasannya untuk di bawa menuju kemajuan. Sebuah pandangan rasist, bahwa hanya bangsa Eropa yang mampu membawa dunia ini menuju kemajuan sedangkan bangsa -bangsa lain adalah bangsa yang kelasnya lebih rendah dari bangsa Eropa sehingga harus selalu di tuntut dan di bimbing dalam panduan bangsa Eropa.
Pandangan rasist ini secara nyata telah terbantahkan. Bangsa kulit berwarna yang di remehkan oleh L Stodart ini sekarang mampu berdiri sejajar dengan bangsa Eropa. Bangsa Jepang mampu membuat produk teknologi yang sejajar dengan kemampuan bangsa Eropa bahkan melampauinya. Bangsa Timur Tengah khususnya Iran juga mampu tampil mandiri mengembangkan teknologi nya untuk kebesaran bangsanya.
Tetapi, dengan membaca buku ini kita mampu memahami tentang dasar-dasar politik internasional, penguasaan bangsa-bangsa melalui penjajahan dan lain sebagainya. Cukup bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya kepada seseorang yang mempunyai minat terhadap sejarah.

Kumpulan Catatan Pinggir Gunawan Muhammad (GM)


Membaca buku kumpulan Catatan Pinggir karya Gunawan Mohammad (GM) merupakan sebuah penjelajahan pengetahuan tentang karya dan pemikiran dari para intelektual, pemikir, tokoh, filsuf, tokoh dalam mitologi yang sedemikian lengkap. Didalamnya berisi pendapat sang penulis yang kadang diberi sisipan tentang pendapat/tingkah laku/pemikiran tokoh-tokoh besar dunia yang disitir oleh GM dalam essaynya. Kadang-kadang saya jadi bertanya juga, apakah sedemikian banyak referensi yang dibaca oleh GM sehinga beliau mampu menuliskan sebuah essay yang kadang seperti ensiklopedi dari para pemikir dunia tersebut.



Aku mendapatkan buku catatan pinggir tersebut saat jalan-jalan ke kios buku bekas di pasar Johar Semarang. Buku tersebut aku temukan terselip diantara tumpukan buku-buku lama. Aku langsung tertarik begitu melihat buku tersebut. Buku yang pasti sekarang termasuk barang langka, karena dari sampulnya aku tahu bahwa buku tersebut dicetak tahun 1990. Aku tawar buku tersebut dan akhirnya aku beli, kalau tidak salah seharga Rp.20.000,- , harga yang menurutku sangat murah untuk sebuah buku yang sedemikian bagus.


Buku ini adalah kumpulan essay yang ditulis oleh GM dalam rubrik Catatan Pinggir di majalah Tempo dari tahun 1975-1990.Cukup tebal bukunya, sekitar 700 halaman, dengan huruf-huruf yang kecil.


Kelebihan Gunawan Muhammad adalah ia mampu menyajikan sebuah tulisan yang menarik, yang sering di isi dengan sitiran pemikiran dari berbagai tokoh , mulai dari Albert Camus, Sartre, Nietchze, Gus Dur, Descartes, Ibnu Rush, Al Farabi, dan lain sebagainya. Kita di bawa seolah mengembara menjelajahi khazanah pemikiran mereka.


Tetapi, sebuah pembacaan juga harus dilakukan dengan kritis. Apa yang ditulis oleh GM tidaklah semuanya sebuah kebenaran yang harus ditelan mentah-mentah, tetap harus di saring dengan pikiran yang jernih.Karena sebuah tulisan tidaklah bebas dari sebuah kepentingan, sebuah ideologi yang secara sadar ingin di sampaikan oleh sang penulis, dan kalau memungkinkan maka pembaca diajak untuk sependapat dengan sang penulis. Untuk itulah sebuah pembacaan kritis tetap perlu dilakukan saat kita membaca sebuah tulisan.


Terlepas dari pembacaan kritis tersebut, dibalik segala kekritisan kita dalam membacanya, maka buku kumpulan ini adalah sebuah karya yang sangat bagus untuk mengenal pemikiran tokoh-tokoh besar dunia.Dan karena rentang penulisannya yang sedemikian lama, sekitar 15 tahun, dari tahun 1975-1990, dan Tempo saat itu terbit 2 Mingguan, maka tulisan dalam buku tersebut dapat dijadikan sumber referensi sejarah tentang apa yang terjadi dalam kurun waktu dekade 70 - 90an. Karena GM menuliskan catatan pinggir, secara umum biasanya membahas tentang isu -isu yang sedang hangat dibicarakan di masanya, di waktu saat GM menuliskan artikelnya.


Beruntung aku memiliki dan membaca buku tersebut....

Minggu, 23 November 2008

Tentang Pembantu Rumah Tangga (PRT)

Mengapa aku memposting tulisan dengan judul di atas ?
Aku memposting judul di atas karena tergelitik dengan tema pembicaraan dari teman-teman di kantorku yang setiap hari membicarakan topik tentang pembantu rumah tangga (PRT). Aku dan Istri sendiri kebetulan tidak punya PRT, jadi tulisan ini adalah sudut pandang dari seorang pengamat murni.

Pembicaraan teman-temanku rata-rata berkisar tentang carakerja, sikap PRT dan keinginan serta harapan dari para majikan yang sepertinya bertolak belakang dengan yang dikerjakan para PRTtersebut. Rata-rata teman-temanku tersebut mengecam, tidak puas, cenderung menghakimi terhadap kesalahan dari para PRT tersebut.
Tulisan ini mengajak para pembaca untuk sedikit berpikir dan menganalisa tentang latar belakang para PRT tersebut sehingga sikap meremehkan, menghakimi dan menyalahkan sedikit terkurangi dan digantikan dengan sikap hormat, dan kagum atas pilihan terpaksa mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Kita mulai dari latar belakang sosial ekonomi dari rata-rata PRT tersebut berasal.Mereka terutama berasal dari desa-desa miskin di pelosok Jawa Tengah dan rata-rata hanya mengenyam pendidikan SLTP. Kita perhatikan disini. Mereka dari desa yang miskin, dan karena tuntutan ekonomi harus putus sekolah hanya sampai SLTP dan dalam usia yang sangat muda, kebanyakan yang diceritakan oleh teman-temanku, saat pertama kali kerja usia sekitar 14/15 tahun. Masih sangat muda dan mereka karena keterpaksaaan keadaan harus bekerja sebagai PRT.
Karena usia yang masih muda maka mereka rata-rata mempunyai rasa minder dan takut terhadap tuannya, minder dan takut dalam skala yang berlebihan sehingga malah mempersulit pekerjaan mereka, karena tidak berani bertanya, dan karena pekerjaan mereka tidak beres akhirnya kena marah dan karena kena marah akhirnya minder dan rasa takut itu menjadi semakin besar. Seperti lingkaran setan yang tidak berakhir. Ketakutan dan rasa minder yang menghasilkan ketakutan dan rasa ,mider yang semakin besar.
Sikap sebagai majikan seharusnya adalah sikap kasihan karena kondisi sosial ekonomi mereka yang terpinggirkan tersebut. Dalam usia yang muda, teman-teman sebayanya yang mempunyai kemampuan ekonomi cukup sedang asyik bersekolah menuntut ilmu sedangkan mereka sudah harus bekerja di sebuah rumah yang asing dan kota yang asing, mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tangga. Apakah tidak timbul rasa dan keinginan dari hati mereka untuk mengecap pendidikan dan mengecap suasana yang sama, bermain dengan teman-teman sebaya di sekolah dan lain sebagainya, sehingga akumulasi dari keinginan dan harapam yang tidak terkabul ini tentu akan mengakibatkan mereka bersedih hati.
Kesedihan ini mungkin akan tetap bertahan dalam waktu yang lama,sampai mereka dewasa, kesedihan ini pasti akan tetap muncul. Karena menurut teori sosial, pengalaman dan kesedihan di masa remaja akan terus teringat. Sehingga apabila ada seorang pembantu yang usianya sudah cukup dewasa tapi dari umur 15 tahun ia telah jadi pembantu maka perasaaan minder, takut, sedih yang mereka rasakan akan terus teringat.
Untuk itu,janganlah para majikan menuntut hal yang sedemikian tinggi terhadap para pembatu. Perlakukan mereka dengan baik. Bila pekerjaan mereka salah, mohon dimaklum. Mungkin selama hidup mereka, saat pertama kali jadi PRT adalah pengalaman pertama mereka berhadapan dengan alat -alat rumah tangga modern. Setrika modern listrik, kompor gas, kulkas, dan lain sebagainya. Mungkin ini adalah pengalaman pertama mereka sehingga mereka mengalamai banyak kesulitan.Maafkan sikap meraka. Perlakuan ini juga mencakup sikap hormat terhadap mereka sebagai manusia, sikap tidak meremehkan mereka, karena mereka menjadi pembantu karena terpaksa dan mereka adalah orang yang terdholimi oleh keadaaan. Keadaan ekonomi yang mendesak, marjinal.
Seandainya mereka cukup mampu, tentu tidak akan mau menjadi pembantu rumah tangga. Andaikan ada pekerjaan yang lebih baik dan tersedia akses ke pekerjaan yang baik tersebut tentulah mereka tidak akan mau menjadi PRT.
Berterima kasihlah kepada PRT,karena dengan PRT hidup para majikan menjadi lebih nyaman. Tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri, ngepel sendiri, memasak mencuci sendiri, semuanya dikerjakan pembantu. Perlakukan secara baik, beri imbalan yang layak, berilah mereka hari libur, karena mereka juga perlu hiburan. Dan yang paling penting hormatilah mereka sebagai manusia dan lemah lembutlah karena mereka benar-benar orang yang terdholimi oleh kondisi negara yang tidak bisa mensejahterakan seluruh rakyatnya ini.
Selamat bekerja....

Gajah dirantai di kebun Binatang Semarang

Beberapa waktu yang lalu saya dan istri piknik ke kebun binatang Semarang, di Mangkang. Kebun binatang yang baru sebagai areal pindahan dari kebun binatang Tinjomoyo.Lokasinya cukup mudah dicapai karena berada disisi jalan pantura arah ke Kendal , tepatnya didepan terminal Mangkang.
Kesan pertama yang ditangkap dari areal kebun binatang adalah panas,gersang karena pohon pohon peneduhnya masih kecil-kecil.Mungkin sekitar 10 tahun lagi baru pohon peneduh tersebut mampu memberikan kesejukannya ke areal kebun binatang. Kesan yang kedua yang ditangkap adalah kesederhanaan dan ketidaklayakaan dari kandang binatang, khususnya untuk binatang yang berukuran besar.
Kita Lihat umpamanya kandang gajah. Gajah ini hanya di kandangkan di sebuah lahan yang diberi pagar pembatas tembok dan besi ala kadarnya. Untuk mencegah supaya gajah tidak lari maka gajah tersebut dirantai. Mohon diperhatikan, gajah tersebut dirantai seperti tahanan pada salah satu kakinya dengan sebuah rantai besi yang besar. Saya yang melihatnya menjadi trenyuh, sedih. Tampak ekspresi kesakitan dari gajah tersebut karena rantai yang membelit kakinya, sehingga tidak dapat bergerak leluasa, hanya maju mundur sepanjang rantai yang kira-kira panjangnaya 2 meteran.
Betul-betul menyedihkan. Pasti gajah tersebut pegal-pegal badanny karena tidak mampu bergerak bebas.
Alangkah lebih baiknya apabila kandang gajah dbuat lebih layak. Saya pernah ke Gembira Loka, kebun binatang di Jogja. Gajah di sana tidak di rantai, ia mampu bergerak bebas berlari-lari berkeliling kandang, tampak lebih bahagia di banding yang di Semarang. Kandang gajah di Jogja dibuat dengan cara mengeduk tanah, menjadi semacam lubang di tanah yang besar dan gajah tersebut di lepaskan di dasar lubang yang luas tersebut. Di dalamnya di berikan kolam air tempat gajah berendam. Gajah dapat bergerak bebas di sana, dan aman, karena gajah tidak mungkin dapan keluar dari lubang lecuali lewat sebuah pintu khusus.
Kasus gajah Semarang, karena tidak mampu memberikan kandang yang aman untuk gajah, maka untuk mudahnya gajah dirantai. Betul-betuk sebuah penyiksaan kepada hewan. Alangkah merananya gajah tersebut.
Mohon tulisan ini diperhatikan oleh pihak yang berwenang di Kebun Binarang Semarang, sehingga mampu memberikan kepada hewan-hewan peliharaannya kandang yang baik , tempat yang memenuhi syarat, tidak dengan mengkandangkan dengan kondisi seadanya sehingga hewan menjadi tersiksa.
Trimakasih.

Kerusakan Bukit-Bukit sekitar Semarang

Pengeprasan bukit di sekitar Semarang sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Kalau kita berkeliling ke Semarang pinggiran, mulai dari KedungMundu di sebelah timur sampai Boja di sebelah barat selatan kota Semarang maka kita akan menyaksikan aktifitas pengeprasan dan pengerukan bukit-bukit. Pengeprasan itu adakalanya hanya untuk diambil galian tanahnya dan dijual sebagai tanah urug , setelah itu lahannya dibiarkan terbengkalai dan adakalanya setelah lahan menjadi rata maka di ataskan didirikan perumahan.
Perubahan lahan terbuka untuk pemukiman adalah sebuah keniscayaan.Penduduk kota Semarang semakin banyak. Penduduk yang semakin banyak tentu memerlukan rumah yang semakin banyak. Rumah yang semakin banyak memerlukan lahan yang banyak pula, akhirnya konversi lahan menjadi tidak terelakkan. Rumah rumah baru tersebut tentunya banyak berdiri di pinggir kota, sebagai efek dari perluasan kota tersebut. Pinggiran kota Semarang adalah perbukitan, akhirnya perbukitan tersebut harus di kepras/diratakan untuk dijadikan pemukiman.
Kita mulai dari Semarang sebelah Timur. Mulai arah KedungMundu ke timur, kita akan saksikan aktifitas pengeprasan ini, misalnya di sekitar SendangMulyo, dan di Meteseh. Bukit-bukit hijau yang merupakan daerah resapan air diratakan sedemikian rupa untuk pemukiman. Kalau kita menuju Semarang barat,maka hal yang sama juga akan kita lihat. Daerah hutan dan bukit-bukit disekitar Boja juga sudah mulai padat dengan aktifitas pembangunan perumahan.
Ini adalah sebuah bencana untuk kota Semarang bagian bawah, karena ketika hujan di sekitar Semarang maka air tidak akan lagi meresap ke tanah,karena telah menjadi pemukiman, air akan langsung meluncur menuju selokan, selokan akhirnya bersatu dengan selokan besar menuju laut. Selokan besar menuju laut akhirnya tidak mampu menampung aliran tersebut sehingga air melebar kepada selokan pembungan air rumah yang menuju selokan tersebut. Akhirnya selokan meluap,menjadi banjir.
Itulah ironi kota Semarang, semakin kota berkembang ke pinggiran maka pusat kota Semarang akan semakin sering di landa banjir.

Jumat, 21 November 2008

Konsumerisme sebagai anak kandung Kapitalisme

Apakah kosumerisme itu ?
Konsumerisme adalah ideologi yang yang mewajibkan setiap orang secara tidak sadar untuk mengkonsumsi /atau membeli sebuah barang untuk dapat dianggap sebagai manusia modern.Saat ini kita telah dirasuki sedemikian dalam ideologi tersebut, sehingga tanpa sadar kita akan membeli apapun yang ditawarkan kepada kita, atas nama sebuah sebuah kata modern dan trendy, tanpa berpikir kritis apakah barang yang kita beli tersebut benar-benar kita perlukan dalam skala yang mendesak dan apabila tidak kita beli maka kualitas hidup kita akan menurun dan kita akan dianggap sebagai manusia kuno.
Sebagai contoh, kita membeli Hp canggih yang ditawarkan, padahal HP kita yang lama masih dapat kita gunakan, masih berfungsi baik.Kita membeli HP terbaru hanya karena tawaran dari iklan yang sedemikian menggoda.Iklan dengan tema modernitas, trendy, gaul, bisa digunakan untuk dengerin musik, dan lain sebagainya. Kita tidak ragu untuk mengeluarkan uang untuk membeli barang yang
sebenarnya kita masih punya barang sejenis di kantong baju kita.Kita ditawari televisi canggih, televisi plasma datar yang bisa menampung sekian juta warna,dengan suara yang menggelegar seperti bisokop, dengan tampilan yang tipis sehingga bisa di tempel di dinding seperti lukisan.....padahal di ruang tamu kita masih terpajang televisi cembung 29 inchi yang lama yang masih berfungsi normal. Kenapa kita harus membeli televisi plasma yang berharga mahal tersebut padahal kita masih punya barang yang mempunyai fungsi yang sama di rumah kita.Padahal kalau kita membeli televisi plasma yang menggelegar dan tipis tersebut, kita juga mungkin tidak akan menyetelnya sedemikian keras menggelegar, karena akan menganggu tidur orang di sebelah rumah kita, dan pasti malah akan jadi konflik antar tetangga dengan kata lain suara yang mengelegar juga sejatinya tidak pernah kita setel maksimal.Tipis seperti lukisan sehingga dapat di gantung juga tidak akan kita lakukan penggantungan televisi tersebut, karena kita pasti berpikir televisi ini sudah sedemikian mahal sehingga tidak mungkin kita meletakkannya tergantung di dinding karena rawan jatuh dan kita pasti akan menyesali apabila televisi tersebut jatuh dari dinding, sehingga kita akan meletakkan televisi itu di meja yang dudukannya kukuh, kuat. Artinya, tipis seperti lukisan juga sebenarnya tidak kita manfaatkan secara maksimal.
Konsumerisme juga dapat di gambarkan sebagai berikut. Dirumah kita telah punya WC dengan kloset jongkok. Atas nama kemajuan maka kloset jongkok dianggap kuno, sehingga harus diganti kloset duduk. Nantinya kloset duduk akan diaggap kuno juga sehingga harus diganti kloset dengan air hangat. Kloset air hangat Kelak dikemudan hari akan dianggap kuno pula sehingga harus diganti dengan " kloset bersistem komputerized... "...Padahal, kepentingan sebenarnya dari sebuah kloset adalah kita dapar buang air besar secara sehat, bersih, higienis.Kita tidak memerlukan yang air hangat atau " komputeriszed ", dan kita telah punya kloset jongkok yang seperti itu di kamar mandi kita.
Iklan adalah strategi produsen untuk menjual barang yang dihasilkannya. Maka produsen akan membuat iklan yang semenarik mungkin supaya pembeli tertarik. Supaya perusahaan tetap maju, maka perusahaan tersebut harus terus membesar skala usahanya, membesar jumlah penjualannya. Untuk itulah mereka selalu berproduksi dan produknya harus dibeli, dan semakin lama produksinya harus selalu lebih besar dari tahun sebelumnya.Untuk itulah dibuat iklan. Sehingga kalau kita hanya percaya kepada iklan yang disampaikan terus menerus setiap dari bahwa kita memerlukan produk tersebut, padahal sebenarnya kita tidak memerlukan produk tersebut.Iklan dibuat sehingga kita seolah-olah membutuhkan barang yang diiklankan.
Untuk itu, lawanlah ideologi tersebut. Kita tidak perlu membeli barang yang setiap hari di iklankan apabila kita memang tidak memerlukan barang tersebut. Belilah barang hanya yang benar-benar kita perlukan.

Mencermati iklan politik Gerindra

Menarik sekali melihat iklan Gerindra di televisi yang di gawangi oleh Bapak Prabowo Subianto. Iklan yang menyentuh,tentang hal-hal dasar yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, tentang pertanian, tentang pedagang pasar, tentang keseharian kebanyakan rakyat.
Hal menarik yang perlu di cermati disana adalah, tidak disebutkanya kata " partai " disana, tetapi adalah sebuah " gerakan "..Kalau kita dengar di sepanjang iklan dan di akhir iklan, bahwa Indonesia memerlukan sebuah " gerakan " dan mari berbabung bersama " Gerakan Indonesia Raya"..
Gerakan, bukan partai yang ingin di citrakan oleh Gerindra, walaupun hakekatnya Gerindra adalah juga sebuah Partai Politik. Ini menarik. Mungkin konsultan iklan dari Partai Gerindra telah menyadari tentang image buruk partai di Indonesia sehingga memilih sebuah judul kampanya yenag tidak menyebutkan tentang partai tetapi menyebutkan tentang sebuah gerakan.
Ini cerdas, seolah-olah dicitrakan bahwa gerakan pasti akan lebih baik dari partai, lebih profesional, lebih menyeluruh mementingkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya kepentingan dan kesejahteraan partai dan golongannya.Dengan kata lain , ini adalah sebuah kenyataan yang terjadi bahwa image partai di Indonesia saat ini berada pada titik yang sedemikina rendah. Partai, di mata rakyat adalah tempat orang yang hanya sibuk mengejar kepentingan kekuasaan untuk partainya, golongannya, kerabatnya, mengejar proyek untuk perusaahannya, dan lain sebagainya. Partai di asumsikan pasti tidak akan pernah memperjuangkan dengan serius dan tanpa pamrih dari kepentingan rakyat, pasti ada pamrih kekuasaan bila sebuah parti berteriak bahwa ia memperjuangkan kepentingan rakyat.
Tinggal kita lihat kelak saat pemungutan suara apakah strategi ini akan berhasil.Tetapi menurut beberapa survei, nama Gerindra cukup menonjol, dan polularitasnya berkecendrungan naik. Kita lihat kelak, apakah iklan Gerindra yang gencar ini akan berpengaruh terhadap jumlah suara yang diraihnya.Pemilu 2009 akan menjadi sebuah ajang yang menarik untuk di cermati.
Selamat Berdemokrasi.....

Menyoal Penggunaan Angaran Pemerintah

Saat ini kita akan membahas tentang penggunaan anggaran pemerintah, hakikat anggaran pemerintah dan yang seharusnya dilakukan terhadap anggaran tersebut. Anggaran pemerintah adalah uang rakyat yang dikumpulkan pemerintah melalui pajak dan segala macam pungutan lainnya. Anggaran pemerintah adalah uang rakyat, duitnya rakyat sehingga penggunaannya seharusnya digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Sekarang kita lihat kenyataan di Indonesia. Fakta di lapangan, di Instansi Pemerintah yang menggunakan anggran tersebut apakah filososi tentang uang rakyat dan penggunaan untuk kesejahteraan rakyat itu telah terlaksana.Kalau kita mencermati, anggaran yang sedemikina besar hanya di habiskan untuk kegiatan yang tidak menyentuh hajat hidup rakyat.Terlalu banyak kegiatan di birokrasi Indonesia yang mengurus dan menggunakan anggaran tersebut yang sebenarnya tidak perlu.
Sebagai contoh banyak sekali kegiatan yang sifatnya adalah Raker, Juknis, Pendampingan dan sebagainya yang tidak menyentuh kepada rakyat, hanya para birokrat yang mendapatkan keuntungan karena mendapatkan honor kegiatan dan lain sebagainya. Beberapa bulan yang lalu ada sebuah berita tentang anggaran bantuan untuk pengusaha kecil, tetapi ternyata biaya pendampingan untuk anggaran tersebut sangat besar sehingga malah mungkin lebih besar dari bantuannya. Ini adalah sebuah ironi. Biaya pendampingan yang nota bene akan dibayarkan kepada para birokrat, yang telah mendapatkan gaji dai pemerintah, ternyata akumulasinya lebih besar jumlahnya dari bantuan yang di dampinginya, bantuan yang diurusnya.Seharusnya, idealnya, jumlah bantuan lebih besar dari dari biaya pendampingannya.
Ada lagi sebuah contoh menarik. Ada sebuah daerah yang mendapatkan pembagian hasil Cukai rokok dari pemerintah Pusat yang dibayarkan kepada daerah tersebut. Dari berita yang di tulis oleh Suara Merdeka tentang pengelolaan uang tersebut terdapat banyak hal yan perlu menjadi pertanyaan. Uang sekitar 20 Miliar tersebut di anggarkan untuk beberapa Dinas di Kabupaten tersebut. Ada dinas yang mendapatkan 5 M, ada dinas yang mendapatkan 3 M. Penggunaan untuk dinas tersebut rata-rata digunakan untuk membeli mobil Dinas. Ini adalah sebuah keanehan, ironi. Mobil hanya akan dinikmati oleh segelintir birokrat. Mengapa uang tersebut tidak digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat untuk rakyat banyak, misalnya untuk membangun infrastruktur jalan yang rusak, atau memperbaiki sekolah yang rusak, atau menggratiskan biaya kesehatan untuk orang yang tidak mampu.
Pembangunan infrastrukur lebih menyentuh kepentingan rakyat, banyak orang yang akan terlibat didalamnya, minimal sebagai pekerja harian,yang tentu saja akan menggerakkan perekonomian di daerah tersebut karena mereka mendapatkan penghasilan.
Harapannya, semoga kelak di kemudian hari, penggunaan anggaran pemerintah akan lebih banyak menyentuh kepentingan rakyat. Putarkanlah uang anggaran tersebut sampai kepada rakyat, tidak hanya kepada para birokrat saja. Dalam bentuk apa sampainya uang tersebut?
Dalam bentuk proyek-proyek yang manfaatnya langsung dirasakan rakyat, jalan yang semakin mulus, bantuan perbaikan rumah untuk hunian sehat, perbaikan irigasi untuk petani, perbaikan sarana sekolah, perbaikan jembatan yang rusak, perbaikan pasar-pasar rakyat tanpa menggusur pedagang lama di pasar tersebut.Demikian sebuah harapan dimasa depan. Semoga kelak dapat terlaksana.

Rabu, 19 November 2008

Tentang lapotuak.wordpress..

Pernahkah pembaca membaca blog yang saya sebutkan diatas?Blog diatas adalah blog yang isinya adalah penghinaan terhadap Islam dan penghinaan terhadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW.Isinya benar-benar tidak bermutu.
Blog ini beberapa hari yang lalu menuai kecaman dari Forum Umat Islam Solo yang menuntut utk di tutupnya blog ini.Tetapi, sebenarnya sulit juga menutup Blog, karena yang menulis adalah anonim sehingga tidak jelas siapa orang di balik blog ini, siapakah penulis blog ini ?
Sebenarnya, di Internet banyak sekali situs-situs yang menyerang islam.Situs yang memelintir sebuah ayat/hadis dan membuat tafsir yang ngawur terhadap ayat tersebut dalam rangka menjelek-jelekkan ajaran islam.
Ada situs yang sedemikian profesional dalam upaya memelintir ayat ini, mungkin disini saya sebutkan ..yag paling berbahaya adalah faithfreedom..FFI....isinya benar-benar sangat tidak layak dibaca karena hanya berisi umpatan dan hal-hal yang tidak pantas lainnya.Bukan berdiskusi dengan ilmu tetapi dengan umpatan dan cacian.
Saya anjurkan kepada pembaca untuk keluar dari situs tersebut kalau kebetulan lewat google terkonek ke sana. Lebih baik di tinggalkan forum tersebut, jangan membacanya atau kalaupun membacanya gunakan pikiran yang jernih dan jangan terprovokasi.
Kalau saya menganalis, lapotuak.wordpress dan faithfreeedom (FFI) adalah bagian dari sekenario global untuk mencaci maki Islam. Di FFI malah terkesan tampak profesional dalam tujuan tersebut sehingga saya mempunyai kesimpulan ini adalah sebuah kelompok yang terorganisasi, dibiayai penuh, di support sepenuhnya, bisa jadi kaum misionaris dan lain sebagainya yang mempunyai tujuan untuk memurtadkan orang islam dan masuk kepada agama mereka.
Sebagai Umat Islam,kita tidak perlu ikut mencaci maki yang telah mencai maki ajaran kita.Kita tunjukkan diskusi dengan keilmuan dan hikmah. Kalau mreka masih tetap mencaci maki maka tinggalkan, jangan di baca postingan/artikel tersebut.
Atau kita buat situs tandingan untuk mengkonuter pendapat mereka..ada yang namanya answering-ffi....saya pernah buka situsnya...cukup menjadi ilmu untuk mengcounter pendapat di FFI...

Kamis, 13 November 2008

Pernahkah naik ke puncak Gunung Telomoyo ?







Pernahkah pembaca sekalian naik ke punacak Gunung Telomoyo ?

Gunung Telomoyo terletak di sebelah barat laut Gunung Merbabu. Gunung Telomoyo adalah gunung berapi type strato memiliki ketinggian 1.894 mdpl. Banyak terdapat tempat wisata disekitar daerah ini, Kopeng, Rawa Pening, musium kereta api dan terdapat jalur kereta api yang unik di lereng gunung ini. Jalur kereta api khusus yang memiliki rel bergerigi, sehingga lokomotif sanggup mendorong gerbong kereta mendaki bukit terjal. Musium kereta api di kota ambarawa memiliki koleksi lokomotif - lokomotif kuno yang digerakkan oleh uap air. Dipuncak gunung Telomoyo ini terdapat pemancar radio. Untuk menuju puncak gunung Telomoyo dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 2 jam melalui jalan aspal. Karena menuju puncak gunung ini sudah terdapat jalan beraspal yang dapat dilalui kendaraan roda empat hingga mencapai puncak.
Gunung Telomoyo terletak pada garis gunung berapi Merapi-Merbabu-Telomoyo-Ungaran. Gunung ini tidak memiliki catatan sejarah aktivitas gunung berapi. Pemandangan dari puncak gunung Telomoyo sangat indah. Kita bisa memandang kota salatiga, rawa pening, kota ambarawa, dan kota Magelang. Dari puncak gunung Telomoyo ini kita bisa memandang gunung Merbabu sangat jelas sekali. Gunung Merapi juga kelihatan sangat jelas. Gunung Sumbing dan Gunung Sundoro kelihtan jelas sekali di sebelah barat. Di lereng gunung telomoyo juga terdapat sumber air panas yang terletak di Candi Umbul yang berada di ketinggian 600 mdpl di sisi sebelah barat gunung Telomoyo, air panas mencapai suhu 35oC. Sumber air panas lainnya berada di sisi selatan Rawa Pening, 15 Km dari Candi Umbul ke arah utara dengan kehangatan airnya mencapai suhu 35oC.
Aku berangkat ke Telomoyo dari Semarang. Setelah melewati Bawen maka ambil jalan lurus menuju Salatiga setelah itu di pertigaan ke arah Kopeng, di jalur Lingkar Salatiga, ambil jalan ke kanan menuju Kopeng. Arah jalan cukup mendaki, karena telah memasuki lerang Gunung Merbabu. Sepanjang jalan kita akan menyaksikan hamparan lahan pertanian yang subur, dan udara yang sejuk segar. Sekitar 5 Km perjalanan kita akan mencapai lereng yang cukup tinggi. Di sebelah kiri kita ada sebuah lembah subur yang membentang luas. Di sembarang lembah tersebut tampak gunung Telomoyo berdiri menjulang. Tidak begitu tinggi, karena seolah dapat dijangkau dari lereng dimana jalan kita lalui tadi.
Tidak mengherankan apabila Telomoyo terlihat tidak begitu tinggi dan besar apabila dibandingkan dengan Merbabu . Gunung Telomoyo hanya berada pada kisaran ketinggian 1800 meter, sedangkan jalan yang kita lalui mungkin berada pada ketinggian 1000 meter. Tampak lembah yang subur, dan jalan yang berliku mengitari lembah, dan jalan yang terlihat mendaki menuju puncak Telomoyo.
Berhentilah sebentar di jalan dengan pemandangan yang bagus, nikmatailah keindahan dan kesegaran udaranya, syukurilah karunia Allah terhadap negeri yang indah ini, negeri yang dikaruniai keindahan yang tiada taranya di dunia. Setelah cukup menikmati pemandangan, kita lanjutkan perjalanan. Ambil jalan ke kanan yang menuju lembah. Jalan tersebut awalnya menurun, mengikuti kontur jalan, setelah sampai di dasar lembah maka jalanan mulai menanjak. Lembah Subur ini di penuhi oleh tanaman pertanian yang membentang. Di sebelah kiri tampak Merbabu yang anggun, di sebalah kanan Telomoyo yang berdiri menjulang. Aku selalu takjub melihat pemandangan seperti ini, hampir seperti yang digambarkan dalam Al Quran tentang Surga, dimana terdapat taman dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, benar-benar sebuah gambaran yang indah.
Perjalanan kita lanjutkan, sampailah kita di pintu masuk menuju Telomoyo. Bayarlah karcis tanda masuk yang dikelola oleh karang taruna di desa yang melingkupi lereng Telomoyo, murah, 2000 rupiah. Di sebelah kiri jalan masuk terdapat masjid yang cukup besar, kita dapat beristirahat sebentar di Masjid tersebut sambil menikmati pemandangan, cuci muka ataupun sholat bila telah memasuki waktu sholat. Air di sana sangat dingin, menyegarkan muka setelah perjalanan cukup jauh dari Semarang.
Kita lanjutkan perjalanan,naik mendaki menuju puncak. Jalan beraspal cukup mulus. Tampak Jalan mendaki melingkar menuju puncak. Puncak kelihatan samar-samar dengan menara komunikasi di atasnya. Usahakan memakai gigi rendah selama mendaki karena jalanan menanjak. Banyak juga pengunjung ke puncak Telomoyo, apalagi bila di hari minggu. Di sepanjang jalan lihatlah pemandangan di bawah yang indah, sangat indah, dengan hamparan lahan pertanian dan desa-desa makmur yang bertebaran dengan kadang-kadang ada asap yang mengepul dari dapur rumah-rumah tersebut. Pemandangan yang klasik, seperti dalam lukisan.
Melewati setengah perjalanan maka kita akan mencapai sebuah tempat pemberhentian yang sangat menakjubkan. Kita berada di sisi barat dai Gunung Telomoyo, karena jalanan melingkar, mengikuti kontur gunung. Kita berada di sisi barat, di bawah kita terhampar padang rumput yang sangat luas, seperti lembah tetapi hanya hamparan rumput yang menghijau, sedangkan di depan kita, agak ke bawah sedikit tampak perbukitan Wayang, yang diujung dari perbukitan wayang tersebut adalah kota Ambarawa. Sangat menakjubkan menyaksikan hamparan rumput yang bergoyang-goyang ditiup angin, diselingi suara berdesis angin, indah sekali. Pengunjung bisa merasakan sensasi yang sama.
Perjalanan kita lanjutkan lagi. Sekarang jalanan sudah memulai mengelupas aspalnya, disarankan pengunjung berhati-hati. Setelah melewati beberapa tanjakan yang cukup berat sampailah kita di puncak Telomoyo.
Wow..benar-benar menakjubkan. Kita berada di sebuah puncak gunung tanpa perlu mendaki, tetapi menggunakan kendaraan bermotor.
Dari puncak, kita akan dapat menyaksikan keindahan yang tiada tara. Puncak Merbabu tampak agung di sebelah kiri, sedangkan di bawah tampak Rawa Pening dengan airnya yang berkilauan. Desa di hamparan lembah tampak kecil, seperti titik hitam dalam kehijauan lembah. Ada beberapa tempat dimana kita dapat duduk melihat pemandangan. Di sisi Utara yang menghadap ke Rawa Pening , di sebalah menara antena komunikasi.
Kita juga dapat berada disisi yang lain, yaitu di tempat take off dari pemain paralayang yang berada di sisi timur. Dari sini kita akan dapat menyaksikan sisi lain Telomoyo dengan sebuah jalur gunung yang menghubungkan 2 puncak dari Telomoyo yang berbeda ketinggian. Melalui jalur ini kadang-kadang kita dapat menyaksikan para pendaki, ataupun pencari rumput yang tampak kecil di bawah..
Pemandangan yang menakjubkan...

Rabu, 12 November 2008

Maiyahan ke Mocopat Syafaat Jogja





Beberapa kali menghadiri Maiyah Cak Nun, Mocopat Syafaat, di Jogja benar-benar menjadi sebuah perjalanan spiritual yang menyenangkan.Acara ini benar-benar luar biasa, sebuah acara pencerahan spiritual hampir dalam segala aspek kehidupan. Apa yang disampaikan Cak Nun dan juga lontaran-lontaran tanggapan, pertanyaan, gugatan dari peserta Maiyah mampu menjadi menjadi pencerahan bagi semua orang. Jawaban-jawaban yang diberikan Cak Nun juga mampu memberikan pencerahan.Bermacam kalangan hadir dalam acara tersebut, mahasiswa, buruh, pekerja informal, petani, semua hadir dalam satu keinginan,mencari ilmu dan mencari keberkahan.
Berangkat dari Semarang bersama dengan rekan-rekan Gambang Syafaat. Kami menaiki bus yang sangat tua, tapi masih kuat mesinnya karena Mercedes. Bus tersebut kami juluki Bus India karena persisi seperti bus-bus dalam film India. Tetapi tarikan mesinnya sangat bagus karena terawat, hanya bodinya yang kurang cat, sehingga kusam, tetapi mampu melaju lancar di jalan Semarang Jogja.Kami berkumpul di masjid Baiturahman, selepas Ashar, berangkat setelah sholat maghrib.Sampai di tempat Maiyah sekitar jam 10 malam.
Acara biasanya baru saja dimulai, dengan Kyai Kanjeng atau kelompok Sholawat lain yang tampil. Kita mulai acara dengan membaca Sholawat Nabi. Sholawat yang membangkitkan kecintaan kepada Kanjeng Nabi .Sholawat ini di arransemen sedemikian rupa menjadi sebuah lagu yang sangat indah, menyentuh, kadang-kadang romantis karena mengingatkan masa kecil kita saat dahulu di masjid-masjid di kampung kelahiran kita selalu melantunkannya sebelum sholat berjamaah.
Tiba waktunya Cak Nun, peserta merapat untuk memberikan tempat kepada jamaah lain agar dapat duduk. Kita semua duduk lesehan di tikar plastik dihalaman TK yang dikelola Cak Nun. Akan diberikan waktu kepada jamaah untuk mengutarakan pendapatnya tentang isu-isu yang sedang hangat di Indonesia. Setelah itu kita bahas bersama isu tersebut. Isu tentang kepemimpinan nasional, tentang kenaikan BBM, tentang hegemoni kapitalisme, tentang nilai-nilai keislaman yang seharusnya diperjuangkan, tentang kasus FPI AKKBB, tentang macam-macam hal.







Selasa, 11 November 2008

Membaca konflik PKB sebagai iklan politik Gus Dur,NU,PKB dan kader muda PKB


Konflik PKB antara kubu Gus Dur dan Muhaimin di ceritakan oleh media seperi tidak pernah akan berakhir. Tiap pihak tetap dengan pendiriannya yang seolah akan menghilangkan eksistensi secara politik pihak lawannya.

Kita akan bahas konflik ini dari sebuah sudut pandang yang berbeda. Kalau saya pribadi, sebenarnya berharap konfilik ini adalah sebuah manuver politik PKB untuk mendapatkan perhatian dari media dan sebagai pembelajaran politik bagi kader-kader muda PKB. Dengan konflik ini maka PKB akan mendapatkan porsi pemberitaan yang cukup dari media,tanpa perlu beriklan yang mahal.

Inilah kecerdasan manuver Gus Dur.Dengan konflik ini PKB terus menerus di beritakan oleh media. Ini adalah sebuah kampanye gratis. Tidak perlu membayar. Kalau partai lain harus mengeluarkan dana yang banyak hanya untuk bisa tampil di televisi dan koran dalam bentuk iklan maka PKB tidak perlu demikian. Hari -hari kemarin PKB terus masuk headline di media-media. Ini adalah sebuah Public Relation yang bagus , tinggal nanti di eksekusi akhir, maksudnya di akhir masa sebelum pemilu, Gus Dur dan Muhaimin Islah, maka masalah akan selesai. Partai sudah cukup dikenal, para sesepuh partai dah akur, diharapkan suara akan meningkat.
Kalau kita bandingkan dengan partai lain, bisa kita lihat teknik ini cukup unik. PAN misalnya, menganggarkan ratusan miliar,ada yang bilang 300 miliar, hanya untuk menampilkan sang ketua umum di televisi dengan " hidup adalah perbuatannya..." , juga baliho-balihonya yang memenuhi jalanan. Ini merupakan iklan yang mahal, dengan hasil yang belum tentu dapat dipastikan. Tapi tidak menjadi masalah bagi PAN,karena PAN adalah partai yang kaya.Kalau kita tarik garis pembanding, maka frekuensi kemunculan PAN dan PKB di media berimbang, mungkin malah lebih banyak PKB dengan dana yang dikeluarkan hampir tidak ada. Ini adalah sebuah manuver yang luar biasa.Cerdas Luar Biasa..
Pembacaan kedua tentang konflik ini adalah sebagai media pembelajaran bagi kader PKB. Mereka di latih, di training untuk menghadapi era perpolitikan ke depan yang penuh intrik selepas mundurnya para sesepuh PKB kelak. Mungkin pemilu depan adalah pemilu dimana para sesepuh PKB, Gus Dur dan kawan-kawan seangkatannya berperan maksimal.Pada pemilu 2014 maka kader-kader muda akan mengambil alih peran, sehingga dari masa sekarang mereka kader muda harus dilatih sedemikian rupa sehingga mampu menjadi politisi yang handal.
Konflik tersebut juga menjadi semacam iklan yang menarik, bahwa secara tidak langsung dimunculkan kesan bahwa banyak kader-kader muda PKB yang handal, seperti Muhaimin Iskandar, Yenni Wahid, Efendi Khoiri dan lain -lain. Kader muda calon pemimpin bangsa yang potensial.
Hal ini dapat menjadi posisi tawar yang baik dalam pemilu 2009 kelak. Ketika kader PKB dilihat sebagai manusia yang potensial maka mereka akan mampu mendapatkan posisi tawar yang tinggi dalam pembagian kekuasaan. Ingat, politik adalah seni untuk berkuasa.Walaupun PKB mungkin tidak akan pernah memenangi pemilu, PKB akan tetap sebagi partai kelas menengah, disamping PAN , PBB, PPP, tetapi kadernya akan mampu berperan lebih besar dari sekarang dan dipercaya uttuk memegang posisi-posisi yang lebih strategis.
Kalau kita lihat pembagian kabinet dalam awal pemerintahan SBY, maka kita lihat ketimpangan di sana. Kader PKB hanya menempati posisi marjina, sebagai contoh Saefullah Yusuf menjadi Menteri Daerah Tertinggal, sebuah kementrian baru yang belum jelas, gedungnya juga konon masih pinjaman dinas lain.Sementara PBB atau PKS yang jumlah suaranya lebih kecil dari PKB di percaya posisi yang lebih strategis, contohnya menteri kehutanan MS Kaban dari PBB, menteri pertanian Anton Aprianto dari PKS.
Saya pribadi berharap seperti yang saya tulis dalam analisa di atas. Walaupun saat ini PKB seolah-olah berkonflik tiada habis antara Gus Dur dan Muhaimin Iskandar, tetapi kelak menjelang pemilu, mereka akan berdamai, dan Gus Dur akan menarik kata-katanya untuk Golput dan mendukung PKB sepenuhnya. Saya berharap demikian, sehingga dalam pemerintahan ke depan terdapat juga wakil-wakil dari masyarakat yang mempunyai tradisi NU.

Senin, 10 November 2008

Semarang - Bandungan - Somowono - Kledung - Wonosobo - Ngadirejo - Weleri - Kendal - Semarang..




Pernahkah pembaca melewati jalur yang aku sebutkan di atas ?

Berikut ini akan aku ceritakan perjalanan saya melewati jalur di atas.Saat dahulu punya motor baru pertama kali, saat awal kerja maka aku keranjingan jalan-jalan naik motor sambil melihat pemandangan. Dalam artikel sebelumnya aku ceritakan perjalanan ke Waduk Kedung Ombo.
Perjalanan aku mulai dari kost, saat itu aku masih kos di Sampangan, Semarang, dekat tempat kerjaku.Dari arah Semarang, aku menuju Ungaran terus melewati Bandungan. Di Bandungan berhenti sebentar sambil menikmati pemandangan. Dari Bandungan perjalanan aku teruskan ke Sumowono, sebuah kota kecil di lereng gunung Ungaran-Sindoro. Sumowono terkenal dengan buah-buahannya, karena letaknya yang cukup tinggi sehingga menjadi sentra buah-buahan dan sayur sayuran di Jawa Tengah, walaupun di beri merk Bandungan. Jadi sayur -sayuran di Bandungan sebagian besar di hasilkan di Sumowono. Kesan yang aku tanggap dari daerah ini adalah kemakmuran. Rumah-rumah tembok yang berdiri kokoh, dan perkebunan sayuran di kiri dan kanan jalan.
Dari Sumowono, perjalanan di teruskan. Melewati jalan beraspal yang berkelok-kelok menuju Kranggan di Kabupaten Temanggung. Jalan yang dilalui cukup sepi sehingga pengendara harus berhati-hati. Udaranya sejuk segar. Maklum , daerah ini terletak di lereng pegunungan. Kadang jalan juga melewati hutan kecil yang rimbun dengan pepohonan, nyanyi burung juga terdengar. Indah sekali. Sepanjang jalan banyak pohon klengkeng yang bertebaran. Daerah yang subur makmur.Di kanan depan tampak gunung Sindoro berdiri gagah.
Setelah beberapa waktu, kita akan sampai di kecamatan Kranggan. Mulai di kecamatan ini, kalau musim kemarau akan tampak deretan pohon tembakau di persawahannya. Daerah Temanggung memang terkenal dengan tanaman tembakaunya. Sentra tanaman tembakau di Temanggung adalah di kecamatan Parakan. Nanti kita akan melewatinya.
Setelah Kranggan kita akan menjumpai pertigaan, ke kiri kita akan menuju Magelang, sedangkan ke kanan akan menuju Temanggung. Perjalanan kita teruskan ke Temanggung. Di Temanggung hamparan tembakau semakin banyak terlihat. Hawa di sini lebih sejuk karena tempatnya lebih tinggi. Temanggung terkenal dengan kotanya yang tertata bersih rapi, hampir mirip Salatiga dan Magelang dalam hal kebersihannya.
Setelah melewati Temanggung ,maka perjalanan di teruskan ke arah Parakan, sebuah kota sentra tembakau di kabupaten ini. Hamparan tembakau terlihat sampai di kaki gunung Sumbing Sindoro. Kawasan ini hampir tidak berhutan karena semua lahan sudah dikapling utuk tanaman tembakau. Dengan tidak adanya tanaman keras ini maka dikhawatirkan kerusakan lingkungan di daerah ini menjadi sangat parah dan kelak akan timbul bencana, bisa jadi tanah longsor atau kekeringan bila musim kemarau tiba. Tetapi seperti hal ini tidak menjadi perhatian para penduduk di sekitar lereng tersebut. Pokoknya mereka menanam tembakau di lahan apapun yang dapat mereka kerjakan. Tidak perduli lahan tersebut dibuat dengan cara membabat hutan yang sejatinya sangat di perlukan untuk keseimbangan lingkungan di lereng gunung ini.
Marilah kita tinggalkan pembahasan tentang tembakau ini,marilah kita lanjutkan perjalanan. Setelah melewati Parakan, maka kita akan sampai di daerah Kledung. Di sini hamparan tembakau sudah tidak dominan, walau sesekali juga masih ada. Kledung adalah tempat yang berada persis di sela antara 2 gunung, Sindoro di kanan dan gunung Sumbing di kiri. Kedua gunung tersebut tampak sangat gagah berwibawa. Raksasa kembar..

Minggu, 09 November 2008

Pernahkah ke Kedung Ombo ?


Pernahkan pembaca sekalian mendengar tentang Kedung Ombo ?atau pergi ke Kedung Ombo ?

Kedung Ombo adalah sebuah waduk/ danau buatan yang terletak di perbatasan antara 3 kabupaten yaitu Grobogan, Sragen dan Boyolali. Kedung Ombo membendung air sungai Lusi.Waduk ini merupakan salah satu waduk yang besar di pulau Jawa. Pembangunannya menggunakan dana internasional/ dana bank dunia saat pemerintahan presiden Soeharto. Saat awal pembangunan waduk ini menyisakan kepiluan karena masalah ganti rugi yang dipaksakan sehinga warga yang terkena waduk ini dirugikan.Sampai saat ini masalah ganti rugi belum terselesaikan dalam arti warga masih belum rela dengan ganti rugi yang di paksakan oleh pemerintah saat itu.Untuk mengetahui tentang seluk beluk pembayaran gati rugi, protes warga, advokasi dari mahasiswa utk menuntuk ganti rugi yang layak, silahkan pembaca membuka Google..banyak informasi yang tersedia di sana.


Saya akan menceritakan kesan dan pengalaman saya saat pertama kali ke waduk tersebut. Dari saat kuliah dahulu, saya hanya mendengar saja tentang waduk Kedung Ombo, tetapi belum pernah ke sana. Ketika saya mulai kerja di Semarang,maka keinginan untuk melihat waduk itu muncul kembali, karena Semarang tidak terlalu jauh letaknya dari waduk Kedung Ombo.

Saya putuskan untuk pergi ke Kedung Ombo.

Pagi-pagi sekali, saya siapkan motor saya, sendirian saya akan ke Kedung Ombo.Aku menyukai perjalanan naik motor sendirian, seperti petualangan. Aku belum tahu jalan ke sana, belum pernah melewati batas timur dari kota Semarang.

dari kost ku di Tembalang, aku ke arah Meteseh terus ke jalan raya KedungMundu terus ke Penggaron. dari Penggaron terus ke timur k arang Purwodadi.


Mulai dari Penggaron ke timur, jalanan mulai bergelombang, jadi pengendara harus hati hati,dari jaman dahulu, jalan di Purwodadi memang terkenal kurang bagus kualitasnya karena tanahnya yang labil. Pemandangan di sepanjang jalan adalah lahan persawahan, indah di pandang mata. Tetapi kalau melihat rumah rumah kayu di sepanjang jalan, jadi agak miris juga,rumah kayu yang seadanya, tanda ketidak sejahteraan dari sebagian warga.
Setelah berjalan 1 jam kita akan sampai di Gubug. Silahkan pembaca membuka google untuk melihat sejarah dari nama Gubug ini..mungkin jaman dahulu rumah disini adalah dari kayu semua,seperti gubug sehingga daerah ini diberi nama Gubug.
Setelah itu perjalan diteruskan ke Dempet, terus ke kota Purwodadi. Di Purwodadi dah siang sehingga aku mampir untuk sholat Dhuhur.Dari Purwodadi aku belum tahu arah jalan ke Kedung Ombo, aku tanya kepada pengemudi becak, trus dapat infonya. Arah jalan ke Solo, setelah melewati hutan pohon kayu putih di Geyer/Toroh maka ambil jalan ke kanan, ke arah perbukitan. Itulah jalan masuk ke Waduk Kedung Ombo.
Masih agak jauh perjalanannya. Di kiri kanan jalan tampak hutan jati, kayu putih.Saat itu musim awal musim kemarau.Poh0n jati mulai meranggas. Hawa cukup panas.Pohon pohon jati yang besar membuat suasana cukup seram, apalagi aku berjalan naik motor sendirian,tapi karena sudah aku niatkan, maka aku terus berjalan, pelan-pelan , sambil lihat pemandangan,serasa berpetualang.
Sekitar 4 Km sampailah kta di pintu masuk waduk,bayar karcis masuk dahulu, setelah itu ke tempat parkir sepeda motor.Sesudah parkir, kita akan dapat menyaksikan waduk yang luas dengan air yang hijau kebiruan.
benar benar indah. Aku takjub melihat genangan air yang luas, yang berada di semacam cekungan, dengan bukit-bukit rendah yang mengelilingi genangan tersebut. Sekeliling bukti tersebut berada dalam perbatasan antara 3 kabupaten, Grobogan, Sragen, Boyolali.Aku gak tahu masuk kecamatan mana di sisi Sragen dan Boyolali.Aku sekarang di isi Grobogan.
Setelah melihat genangan air, aku baru membayangkan, dahulu desa desa yang ditenggelamkan untuk proyek tersebut. Desa yang tenggelam,kenangan yang tenggelam,tradisi yang tenggelam. Aku berpikir ini adalah sebuah kekejaman. Rakyat yang lahannya sekarang di tenggelamkan untuk waduk, sekarang hidupnya terserak, tersia-sia, miskin. Air waduk tidak bisa mereka nikmati untuk mengaliri lahan pertaniannya, karena lahan pertanian telah tenggelam.Mereka sekarang menjadi manusia yang tercabut akarnya dari lahannya, menjadi buruh atau menjadi transmigran sesuai dengan anjuran pemerintah.Tetapi apakah dengan menjadi transmigran , kehidupan di rantau di Sumatra mungkin, atau kalimantan tempat merek di tempatkan akan menjadi lebih baik..belum tentu juga..masih tanda tanya..yang jelas sekarang lahan pertanian mereka teleh tenggelam.
Setelah puas melihat , kalau perut lapar kita dapat makan ikan bakar yang banyak di jajakan di pinggir waduk. Murah, merakyat, mengenyangkan.
Setelah cukup , maka aku memutuskan untuk pulang . Aku ambil jalan berbeda dari jalan datang tadi.Aku mengambil jalan ke kiri, menuju Juwangi, Boyolali, walaupun aku belum pernah tahu jalan tersebut. Sekali lagi ini menurutku adalah sebuah petualangan.
Jalan yang aku tempuh melewati hutan jati yang lebat, tapi meranggas, dengan tampilan kemiskinan di jalan terbut.Jalan yang bergelombang, aspalnya tinggal 20%, pokoknya tidak nyaman untuk di lewati. Yang membuat aku terkejut adalah pemandangan kemiskinan di sepanjang jalan. Aku menemukan banyak peminta-peminta. Aku terkejut. Aku gak membayangkan di jalan sesepi itu ada pemeinta-minta. Ada yang tua ada yang muda.Mungkin jumlahnya 20 orang lebih,tersebar di sepanjang jalan yang 10 km tersebut.
Peminta minta di tengah hutan jati. benar benar mengejutkan kemiskinan di kawasan ini. Kemiskinan karena lahan di sana memang kering, tidak bisa dialiri oleh air waduk.
Air waduk tenyata mengalir ke tempat yang jauh, Ke Purwodadi bawah, Demak, Kudus, Pati,,tidak kepada area dilingkungan waduk tersebut.Mereka tidak menikmati berlimpahnya air di waduk Kedung Ombo.Ironis.