Senin, 05 Januari 2009

Mengapa tidak ada reaksi keras dari Negara - Negara Arab terhadap Jalur Gaza ?

Pengeboman Israel di Jalur Gaza masih berlanjut sampai hari ini. Pembantaian masih berlanjut. Penghancurn total sebuah masyarakat Palestina di Jalur Gaza masih berlanjut sampai sekarang. Tetapi, mengapa sampai saat ini tidak ada reaksi pembelaan yang militan dari negara -negara Arab di sekeliling Jalur Gaza. Mana reaksi dari Mesir yang berbatasan langsung dengn Jalur Gaza ?..
Di mana reaksi Arab Saudi yang merupakan pemimpin dunia Islam tempat di mana 2 Masjid suci Islam berada ?Yang lebih mengkhawatirkan, dimanakah reaksi dari faksi Fatah yang menguasai Tepi Barat Palestina yang merupakan saingan politik Hamas di Jalur Gaza ?Mana reaksi dari Yordania,Kuwait,Lebanon ? Reaksi di sini adalah reaksi dari pemerintahan resmi, bukan reaksi dari masyarakat di sana. Reaksi dari kelas penguasa dari negara-negara yang penulis sebut.

Mengapa pihak yang saya sebut diatas reaksinya tidak terlalu keras terhadap pembantaian ini.
Analisa pertama. Sebenarnya pemerintahan model Hamas di Jalur Gaza tidak begitu di setujui oleh pemerintahan negara Arab disekelilingnya, khususnya oleh Mesir. Mengapa ? Embrio dari gerakan Hamas adalah Ikhwanul Muslimin cabang Palestina. Ikhwanul Muslimin adalah sebuah gerakan yang menginginkan sebuah pemerintahan Islami di sebuah negara yang penduduk mayoritasnya Islam. Ikhwanul Muslimin pernah mempunyai konflik yang keras dengan pemerintah Mesir sehingga pemimpinnya di tangkapi dan di hacurkan organisasinya. Hasan Al Banna di tembak sampai Syahid. Ahli teologi dari Ikhwanul Muslimin yaitu Sayyid Qutub di hukum gantung.

Mesir mempunyai ketakutan terhadap Ikhwanul Muslimin. Takut apabila gerakan Hamas yang sukses akan merambah kepada Mesir dan akan meng-inspirasi gerakan di sana yang sekarng dalam keadaan tiarap untuk bangkit kembali dan pemerintahan dapat jatuh karenanya.

Itulah alasan mengapa sampai saat ini pemerintahan Mesir lembek dalam menyikapi pengeboman Israel, mungkin dalam " grand desain" pemerintahan mereka menyetujuinya supaya gerakan Hamas hancur dan faksi Fatah-lah yang mengambil kekuasan di Jalur Gaza. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditutupnya perbatasan Rafah antara Mesir dengan Jalur Gaza. Padahal hanya lewat perbatasan tersebut bantuan dapat masuk ke Jalur Gaza. Perbatasan Rafah di batasi sedemuian rupa sehingga bantuan sulit masuk. Bantuan dalam bentuk obat, senjata , apalagi bantuan tenaga peperangan dalam bentuk tentara.

Pemerintah Arab Saudi juga mungkin sama. Keluarga Saud penguasa Arab Saudi mempunyai ketakutan terhadap gerakan oposisi di sana yang juga berusaha menjatuhkan pemerintahan kerajaan Saud dan menggantikan dengan pemerintahan yang menurut mereka lebih sesuai syariah.

Begitulah kompleksitas suasana politik di Timur Tengah dan suasana yang melingkupi Palestina. Sehingga seolah - olah Palestina di biarkan berjuang sendirian. Sabarlah wahai Palestina. Kelak Allah akan memenangkan perjuangan anda...

..................

............

.......

.....

....

....

...

...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar