Senin, 08 Desember 2008

Varian masakan saat Idul Adha


Idul Adha telah sampai. Sholat Ied telah dilaksanakan. Tiba waktunya untuk menyembelih hewan kurban. Maka, hampir di setiap rumah pada hari tersebut akan menyajikan masakan daging yang berasal dari hewan kurban.

Ada beberapa macam varian masakan dari daging, khususnya daging kambing. Yang paling popular adalah sate kambing, tongseng, sup daging kambing, asem-asem daging kambing.

Masakan favoritku untuk daging kambing adalah asem-asem daging kambing…nyam..nyam…seger. Apalagi untuk cuaca Semarang yang panas makan asem-asem kambing benar-banar pas.Kalau pembaca pernah mencicipi garang asem, maka asem-asem daging ini adalah varian garang asem tetapi isinya diganti daging kambing, bukan daging ayam. Paduan antara rasa pedas ,seger asem dari belimbing wuluhnya benar-benar membuat lidah bergoyang.

Masakan yang popular kedua dari daging kambing adalah gulai kambing.Gulai biasanya dimasak dengan santan jadi lebih berbumbu dan rasanya lebih tajam dibanding dengan asem-asem yang segar. Gulai cocok dimakan ketika cuaca agak dingin jadi menghangatkan badan. Itulah mengapa kalau kita lihat asal-usulnya, maka daerah yang jenis masakannya sebagian besar adalah gulai adalah masakan padang, karena disana adalah daerah yang cukup dingin karena berada di pegunungan. Bisa kita lihat di warung padang, jenis masakannya di masak dengan santan semua dan biasanya berasa tajam karena penuh dengan rempah-rempah. Demikian halnya dengan dengan gulai kambing. Berbumbu rempah, berasa tajam, dan menghangatkan badan.

Jenis masakan kambing yang popular ketiga adalah sate kambing. Masakan jenis ini sebenarnya adalah sisa-sisa jenis masakan dari jaman kuno. Jaman ketika bumbu-bumbu rempah belum dikenal, ketika masyarakat belum mengenal cara memasak yang kompleks dan penuh seni.Ini adalah cara memasak yang sangat sederhana dibandingkan dengan gulai atau asem-asem daging. Sate adalah daging panggang. Daging tinggal di potong sesuai ukuran yang di inginkan atau sesuai dengan kebiasaan dari daerah masing-masing dan di panggang di bara api. Setelah matang, lalu dibuatlah sambal sebagai teman makan daging panggang tersebut. Paling nikmat sambal kecap. Cabai rawit plus kecap saja.Sangat sederhana tetapi rasanya enak, dan banyak orang yang suka termasuk penulis sendiri.

Tetapi banyak yang mengatakan jangan terlalu banyak makan daging panggang/sate karena tidak sehat. Mengapa ? Karena sate sebenarnya dagingnya belum masak 100%, karena hanya di panggang, jadi ada kemungkinan terselip bagian daging yang belum masak yang ikut termakan, biarpun rasanya ya tetap enak. Nah, daging yang belum masak ini membahayakan kesehatan karena dimungkinkan didalamnya masih terdapat spora-spora kuman yang dikhawatirkan menular kepada manusia yang memakannya. Tetapi kalu sesekali makan sate tidak apa-apa.

Yang perlu diperhatikan juga kalau kita makan daging kambing adalah mitos/keyakinan bahwa kambing akan memicu darah tinggi. Ini juga adalah benar. Jangan terlalu banyak makan daging kambing. Atau untuk mengatasinya, setiap kita makan daging kambing maka usahaan diimbangi dengan makan ketimun/jeruk lemon. Mengapa ? Karena menurut kepercayaaaan , dua jenis buah ini dapat menurunkan resiko darah tinggi yang di timbulkan oleh daging kambing tersebut.

Jadi ingat, kalau kita makan daging kambing usahakan selalu diimbangi dengan makan ketimun.

Selamat Idul Adha……………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar