Jumat, 21 November 2008

Menyoal Penggunaan Angaran Pemerintah

Saat ini kita akan membahas tentang penggunaan anggaran pemerintah, hakikat anggaran pemerintah dan yang seharusnya dilakukan terhadap anggaran tersebut. Anggaran pemerintah adalah uang rakyat yang dikumpulkan pemerintah melalui pajak dan segala macam pungutan lainnya. Anggaran pemerintah adalah uang rakyat, duitnya rakyat sehingga penggunaannya seharusnya digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Sekarang kita lihat kenyataan di Indonesia. Fakta di lapangan, di Instansi Pemerintah yang menggunakan anggran tersebut apakah filososi tentang uang rakyat dan penggunaan untuk kesejahteraan rakyat itu telah terlaksana.Kalau kita mencermati, anggaran yang sedemikina besar hanya di habiskan untuk kegiatan yang tidak menyentuh hajat hidup rakyat.Terlalu banyak kegiatan di birokrasi Indonesia yang mengurus dan menggunakan anggaran tersebut yang sebenarnya tidak perlu.
Sebagai contoh banyak sekali kegiatan yang sifatnya adalah Raker, Juknis, Pendampingan dan sebagainya yang tidak menyentuh kepada rakyat, hanya para birokrat yang mendapatkan keuntungan karena mendapatkan honor kegiatan dan lain sebagainya. Beberapa bulan yang lalu ada sebuah berita tentang anggaran bantuan untuk pengusaha kecil, tetapi ternyata biaya pendampingan untuk anggaran tersebut sangat besar sehingga malah mungkin lebih besar dari bantuannya. Ini adalah sebuah ironi. Biaya pendampingan yang nota bene akan dibayarkan kepada para birokrat, yang telah mendapatkan gaji dai pemerintah, ternyata akumulasinya lebih besar jumlahnya dari bantuan yang di dampinginya, bantuan yang diurusnya.Seharusnya, idealnya, jumlah bantuan lebih besar dari dari biaya pendampingannya.
Ada lagi sebuah contoh menarik. Ada sebuah daerah yang mendapatkan pembagian hasil Cukai rokok dari pemerintah Pusat yang dibayarkan kepada daerah tersebut. Dari berita yang di tulis oleh Suara Merdeka tentang pengelolaan uang tersebut terdapat banyak hal yan perlu menjadi pertanyaan. Uang sekitar 20 Miliar tersebut di anggarkan untuk beberapa Dinas di Kabupaten tersebut. Ada dinas yang mendapatkan 5 M, ada dinas yang mendapatkan 3 M. Penggunaan untuk dinas tersebut rata-rata digunakan untuk membeli mobil Dinas. Ini adalah sebuah keanehan, ironi. Mobil hanya akan dinikmati oleh segelintir birokrat. Mengapa uang tersebut tidak digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat untuk rakyat banyak, misalnya untuk membangun infrastruktur jalan yang rusak, atau memperbaiki sekolah yang rusak, atau menggratiskan biaya kesehatan untuk orang yang tidak mampu.
Pembangunan infrastrukur lebih menyentuh kepentingan rakyat, banyak orang yang akan terlibat didalamnya, minimal sebagai pekerja harian,yang tentu saja akan menggerakkan perekonomian di daerah tersebut karena mereka mendapatkan penghasilan.
Harapannya, semoga kelak di kemudian hari, penggunaan anggaran pemerintah akan lebih banyak menyentuh kepentingan rakyat. Putarkanlah uang anggaran tersebut sampai kepada rakyat, tidak hanya kepada para birokrat saja. Dalam bentuk apa sampainya uang tersebut?
Dalam bentuk proyek-proyek yang manfaatnya langsung dirasakan rakyat, jalan yang semakin mulus, bantuan perbaikan rumah untuk hunian sehat, perbaikan irigasi untuk petani, perbaikan sarana sekolah, perbaikan jembatan yang rusak, perbaikan pasar-pasar rakyat tanpa menggusur pedagang lama di pasar tersebut.Demikian sebuah harapan dimasa depan. Semoga kelak dapat terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar